Minggu, 23 September 2012

Berfilsafat Secara Hidup

Berfilsafat secara hidup bisa dilakukan melalui kegiatan menulis diantaranya membuat refleksi ,membuat comment dari elegi atau kegiatan menulis lainnya. Dalam  kegiatan menulis melibatkan olah pikir dan olah hati yang merupakan esensi dari berfilsafat, sesuai dengan konteks juga sesuai dengan ruang dan waktu yang  selalu berbeda dari waktu ke waktu, agar berguna maka waktu haruslah dimanfa’atkan dengan sebaik-baiknya, karena waktu adalah kesempatan.
            Sama dengan bidang ilmu yang lain matematika sebagai hasil olah pikir para ahli juga menjadi  objek kajian filsafat, maka lahirlah apa yang disebut Filsafat Matematika. Objek-objek matematika banyak pada permulaanya banyak ditemukan disekitar lembah sungai Tigris dan Euprat peninggalan kebudayaan dan kehidupan masyarakat Mesir Kuno. Objek tersebut berupa tulisan-tulisan yang pada lempengan tanah liat yang tersimpan  atau yang biasa disebut artepak.
            Tulisan-tulisan dalam artepak tersebut sebagai hasil olah pikir manusia pada jaman tersebut dan sebagai refleksi dari kehidupan pada saat itu. Selanjutnya oleh bangsa Yunani tulisan-tulisan tersebut dikaji lebih dalam, dicoba dibuat rumusan-rumusan, diabstraksi, dibuat bentuk umumnya, diidealisasi sampai dibuat bentuk formalnya. Dari sanalah kemudian berkembang filsafat matematika  sesuai dengan jaman dan tokoh yang mempelajarinya.
            Aliran-aliran filsafat matematikapun akhirnya berkembang. Ada yang hanya mendasarkan pada pemikiran logika semata atau berdasarkan pemikiran rasional, dengan ciri bahwa matematika itu bersifat formal, konsisten, dan menghindar darimkontradiksi. Kemudian sebagai anti thesis dari filsafat tersebut lahirlah pemikiran bahwa matematika yang lengkap itu harus dipadukan antara pemikiran rasional dengan pengalaman yang nyata yang melahirkan aliran filsafat matematika Empirisme.
            Demikian seterusnya silih berganti dan saling menyempurnakan aliran-aliran filsafat matematika terbangun, satu sama lain merupakan tesis dan anti tesis, sesuai dengan sifat dari filsafat itu sendiri yaitu seni mengsintesiskan atau menginteraksikan sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Absolutis memandang kebenaran matematika secara absolut, Absolutis memandang pengetahuan matematika didasarkan atas dua jenis asumsi; matematika ini berkaitan dengan asumsi dari aksioma dan definisi, dan logika yang berkaitan dengan asumsi aksioma.
Mazhab landasan matematik formalisme dipelopori oleh ahli matematik besar dari jerman David Hilbert. Menurut mazhab ini sifat alami dari matematik ialah sebagai sistem lambang yang formal.
Kemudian berkembang mazhab landasan matematik intuitionisme yang dipelopori oleh ahli matematik belanda Luitzen Egbertus Jan Brouwer, yang berpendirian bahwa matematik adalah sama dengan bagian yang eksak dari pemikiran manusia. Ketepatan dalil-dalil matematik terletak dalam akal manusia dan tidak pada simbol-simbol diatas kertas sebagaimana diyakini oleh mazhab formalisme.
Plato berpendapat agar matematika berlaku universal maka harus terbebas dari ruang dan waktu, yang menurut Aristoteles pemikiran Plato ini hanya “separuh”, yang separuhnya lagi adalah matematika sebagai “hasil Pengalaman”.

PERTANYAAN
  1.  Dalam elegi-elegi yang ditulis oleh Bapak diantaranya ada yang sumber tulisannya dicantumkan namun banyak pula yang tidak menyertakan sumbernya, mengapa?
  2.  Apa maksud dari membuat comment dan refleksi sebagai “berfilsafat secara Hidup?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar