Berfilsafat
Secara Hidup
Berfilsafat
secara hidup bisa dilakukan melalui kegiatan menulis diantaranya membuat
refleksi ,membuat comment dari elegi atau kegiatan menulis lainnya. Dalam kegiatan menulis melibatkan olah pikir dan
olah hati yang merupakan esensi dari berfilsafat, sesuai dengan konteks juga
sesuai dengan ruang dan waktu yang selalu
berbeda dari waktu ke waktu, agar berguna maka waktu haruslah dimanfa’atkan
dengan sebaik-baiknya, karena waktu adalah kesempatan.
Sama dengan bidang ilmu yang lain matematika sebagai
hasil olah pikir para ahli juga menjadi
objek kajian filsafat, maka lahirlah apa yang disebut Filsafat
Matematika. Objek-objek matematika banyak pada permulaanya banyak ditemukan
disekitar lembah sungai Tigris dan Euprat peninggalan kebudayaan dan kehidupan
masyarakat Mesir Kuno. Objek tersebut berupa tulisan-tulisan yang pada
lempengan tanah liat yang tersimpan atau
yang biasa disebut artepak.
Tulisan-tulisan dalam artepak tersebut sebagai hasil olah
pikir manusia pada jaman tersebut dan sebagai refleksi dari kehidupan pada saat
itu. Selanjutnya oleh bangsa Yunani tulisan-tulisan tersebut dikaji lebih
dalam, dicoba dibuat rumusan-rumusan, diabstraksi, dibuat bentuk umumnya,
diidealisasi sampai dibuat bentuk formalnya. Dari sanalah kemudian berkembang
filsafat matematika sesuai dengan jaman
dan tokoh yang mempelajarinya.
Aliran-aliran filsafat matematikapun akhirnya berkembang.
Ada yang hanya mendasarkan pada pemikiran logika semata atau berdasarkan
pemikiran rasional, dengan ciri bahwa matematika itu bersifat formal,
konsisten, dan menghindar darimkontradiksi. Kemudian sebagai anti thesis dari
filsafat tersebut lahirlah pemikiran bahwa matematika yang lengkap itu harus
dipadukan antara pemikiran rasional dengan pengalaman yang nyata yang
melahirkan aliran filsafat matematika Empirisme.
Demikian seterusnya silih berganti dan saling
menyempurnakan aliran-aliran filsafat matematika terbangun, satu sama lain
merupakan tesis dan anti tesis, sesuai dengan sifat dari filsafat itu sendiri
yaitu seni mengsintesiskan atau menginteraksikan sesuatu dengan sesuatu yang
lain.
Absolutis
memandang kebenaran matematika secara absolut, Absolutis memandang pengetahuan
matematika didasarkan atas dua jenis asumsi; matematika ini berkaitan dengan
asumsi dari aksioma dan definisi, dan logika yang berkaitan dengan asumsi
aksioma.
Mazhab
landasan matematik formalisme dipelopori oleh ahli matematik besar dari jerman
David Hilbert. Menurut mazhab ini sifat alami dari matematik ialah sebagai
sistem lambang yang formal.
Kemudian
berkembang mazhab landasan matematik intuitionisme yang dipelopori oleh ahli
matematik belanda Luitzen Egbertus Jan Brouwer, yang berpendirian bahwa
matematik adalah sama dengan bagian yang eksak dari pemikiran manusia.
Ketepatan dalil-dalil matematik terletak dalam akal manusia dan tidak pada
simbol-simbol diatas kertas sebagaimana diyakini oleh mazhab formalisme.
Plato
berpendapat agar matematika berlaku universal maka harus terbebas dari ruang dan
waktu, yang menurut Aristoteles pemikiran Plato ini hanya “separuh”, yang separuhnya
lagi adalah matematika sebagai “hasil Pengalaman”.
PERTANYAAN
- Dalam elegi-elegi yang ditulis oleh Bapak diantaranya ada yang sumber tulisannya dicantumkan namun banyak pula yang tidak menyertakan sumbernya, mengapa?
- Apa maksud dari membuat comment dan refleksi sebagai “berfilsafat secara Hidup?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar